Posted in Jumbling July (2017)

Ala-ala Fotografer Profesional

Aku sering memotret sesuatu, mulai dari objek hidup sampai mati. Aku sering mengusahakan untuk menghasilkan foto yang bagus, yang dangkalnya, kelihatan bagus jika di-upload ke Instagram. Dan kurasa bukan hanya aku orang yang seperti itu, iya tidak?

Sebenarnya alasan lainnya aku sering memotret sesuatu adalah karena aku seolah ditakdirkan untuk selalu masuk ke dalam divisi ini di dalam hampir setiap kepanitiaan: Publikasi dan Dokumentasi. Bagian publikasi mungkin tidak ada hubungannya dengan potret-memotret (tapi kalian pasti jadi paham mengapa aku kerap menggunakan poster-poster sederhana untuk featured image post-post situs ini), tetapi bagian dokumentasi jelas sekali membutuhkan keahlian memotret. Yah, minimalnya, keahlian untuk tidak membuat foto blur.

Sejujurnya, aku ini lumayan hobi memotret, apalagi kalau mood-ku sedang bagus-bagusnya dan kamera SLR sedang berada di tangan, segala macam benda bisa kupotret tanpa pandang bulu. Bahkan tidak jarang pula aku memotret objek yang sama berulang kali hanya karena senang mengatur fokus kameraku yang entah mengapa auto focus-nya rusah sehingga mau tidak mau, aku harus menggunakan manual focus.

Objek yang kupotret beragam, tetapi objek yang paling enak untuk dipotret menurutku adalah kucing. Berhubung kucingku memang jumlahnya kelewat banyak, foto yang kuhasilkan biasanya beragam. Foto yang kuhasilkan bisa berupa badan kucing dari belakang, muka kucing, badan kucing dari depan, bahkan bukannya tidak mungkin hanya ekornya yang terpotret (kucingku memang susah diam, jadi aku bersyukur jika bisa mendapatkan foto bagus ala-ala kucing di internet). Jika aku sedang beruntung dan mataku sedang awas, biasanya aku mendapatkan foto dengan fokus yang tepat, tetapi jika aku sedang tidak beruntung alias sedang error, biasanya kucing yang kufoto justru blur, latarnyalah yang terkena fokus. Kalau sudah begini, biasanya aku akan terus memotret objek yang sama hingga fokusnya benar. Hahaha.

Aku bukan fotografer andal, apalagi fotografer profesional. Aku hanya fotografer amatirnya amatir alias kelewat amatir (ini serius). Aku memotret untuk kesenangan dan dokumen pribadi (memotret kucing itu akhirnya untuk dinikmati sendiri, toh?), bukan untuk uang dan kebahagiaan orang lain. Jadi, selama hasil foto itu memuaskanku meski orang bilang bahwa foto yang kupotret sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan foto para profesional, yah, aku sudah cukup senang.

 

Bandung, 25 Juli 2017 20:36 WIB

Author:

INTP. 5w4. Ravenclaw. Horned Serpent. Potterhead. Cat person. Pecinta dunia tulis-menulis, hitung-hitungan, dan psikologi sederhana. Sarjana Meme, Master MBTI, Doktor Maso.

Leave a comment