Posted in Soulscape December (2017)

Penyesalan Kini

Penyesalan selalu datang di akhir, begitu kata orang-orang.

Kalau menurutku, penyesalan bukan datang di akhir. Penyesalan justru datang terlambat, saat semua sudah berakhir. Seperti saat kita membeli barang mahal di sebuah toko lalu besoknya ada obral besar-besaran sampai setengah harga, itu penyesalan, bukan? Penyesalan tidak datang saat kita membayar barang yang kita beli. Penyesalan datang saat kita sudah membayar barang yang kita beli.

Sama halnya dengan hubungan kita. Aku pikir aku telah melakukan hal yang benar; melepaskanmu agar tidak terbebani oleh status kita yang mengikat. Nyatanya, meski mungkin aku telah melakukan hal yang benar, penyesalan tetap saja hadir.

Kini, tidak ada lagi ucapan selamat pagi darimu yang selalu menjadi penyemangatku untuk bangun pagi. Kini, notifikasi pertama yang muncul di ponselku di pagi hari adalah alarm bangun pagi. Ucapan dan alarm, mana mungkin tidak muncul penyesalan?

Kini, tidak ada lagi colekan ringan darimu yang kerap mampir saat kita berpapasan secara tidak sengaja. Kini, hal pertama yang kita lakukan saat berpapasan adalah saling membuang muka karena menatap wajahmu saja membuatku merasa sakit. Colekan dan buang muka, mana mungkin tidak muncul penyesalan?

Kini, tidak ada lagi menghabiskan waktu berdua meski hanya sekadar duduk-duduk tanpa membahas hal penting. Kini, usaha pertama yang kita lakukan saat terjebak di dalam situasi berduaan tanpa sengaja adalah abai akan eksistensi satu sama lain. Duduk bersama dan abai, mana mungkin tidak muncul penyesalan?

Kini, tidak ada lagi telepon penuh lagu romantis yang sering kita nyanyikan bergantian. Kini, hal pertama yang kita lakukan saat melihat tombol telepon adalah menekan tombol kembali sebagai usaha tidak acuh akan kebiasaan lama. Telepon dan tombol kembali, mana mungkin tidak muncul penyesalan?

Kini, tidak ada lagi cerita seputar kegiatan sehari-hari yang dibagi berdua. Kini, hal pertama yang kita lakukan saat memiliki cerita menarik untuk dibagi adalah menyimpannya sendiri atau menuliskannya di memo ponsel. Membagi dan menyimpan, mana mungkin tidak muncul penyesalan?

Kini, tidak ada lagi ucapan selamat malam yang selalu membuatku tidur dalam keadaan tersenyum. Kini, hal terakhir yang kulakukan menjelang tidur adalah menuliskan berbaris-baris kalimat sendu yang menunjukkan kerinduanku padamu. Ucapan dan tulisan, mana mungkin tidak muncul penyesalan?

Kini, tidak ada lagi rindu yang seenaknya terucap dari mulut. Kini, hal pertama yang harus dilakukan saat mendadak rindu mampir adalah membaca kembali obrolan lama dan tulisan lama sembari berharap bahwa momen itu akan kembali. Rindu dan nostalgia, mana mungkin tidak muncul penyesalan?

(Tapi mungkin sesekali aku harus menyatakan rinduku kepadamu, mungkin. Bagaimana pun responsmu nanti, yang penting aku telah menyatakannya; sekarang atau tidak sama sekali.)

 

– revabhipraya
14.12.2017 00.10

#SoulscapeDecember2017
#SoulscapeDay13

Author:

INTP. 5w4. Ravenclaw. Horned Serpent. Potterhead. Cat person. Pecinta dunia tulis-menulis, hitung-hitungan, dan psikologi sederhana. Sarjana Meme, Master MBTI, Doktor Maso.

Leave a comment